FIELDTRIP EFFECT 2014
Salah
satu rangkaian acara EFFECT 2014 adalah Field Trip yang diadakan pada tanggal
17 Oktober 2014. Acara Field Trip sendiri diadakan untuk mengenalkan para peserta
kepada salah satu usaha pengolahan oleh-oleh Bandeng khas Semarang yaitu
Bandeng Juwana dan mengajak peserta untuk menikmati tempat-tempat khas kota
Semarang, seperti Lawang Sewu, Masjid Agung Jawa Tengah dan Pasar Semawis
dimana berbagai jajanan bisa dinikmati sepanjang kaki melangkah.
Acara dimulai dengan kunjungan
pertama di Bandeng Juwana yang terletak di Jalan Pamularsih. Tepatnya di lantai
dua, peserta dan panitia yang mengikuti Field Trip mendapatkan materi dari
pihak Bandeng Juwana mengenai alat yang digunakan serta cara pembuatan Bandeng
duri lunak. Pihak Bandeng Juwana medemonstrasikan langsung dengan bahan-bahan
yang ada dan menampilkan pula video yang menunjukkan cara pengolahan Bandeng
yang lainnya, yaitu dengan cara cabut duri.
Ketika dibuka sesi tanya jawab, peserta menyambut dengan penuh rasa
penasaran dan melontarkan berbagai pertanyaan yang dijawab dengan jelas oleh
pihak Bandeng Juwana. Sesi pemaparan materi kemudian dilanjutkan oleh Bapak
Daniel Nugroho Setiabudi, pemilik sekaligus pengganggas merk Bandeng Juwana.
Beliau berkisah bahwa modalnya ketika memulai usaha hanyalah dengkul. Dibantu
oleh isterinya, beliau berhasil memulai usaha Bandeng duri lunak yang pada
awalnya dijual di toko kecil hingga menjadi dua toko besar di Jalan Pandanaran
dan Jalan Pamularsih yang tak pernah sepi dari pembeli.
Beliau tak segan-segan membagi ilmunya kepada orang lain, hal tersebut
tampak dari kesediaan beliau memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk
datang secara berkelompok belajar mengenai bagaimana cara membuat Bandeng ataupun Wingko, makanan yang diproduksi oleh
Bandeng Juwana sendiri . Beliau berucap bahwa jika seseorang yang telah
mendapatkan ilmu dari beliau menjadi sukses, itu tak akan menjadi masalah. Tapi
beliau tetap harus lebih sukses dari muridnya. Jika seseorang bisa membuat
A,maka beliau harus mampu membuat A+.
Beberapa kali pula pemaparan beliau membuat peserta tertawa, disampaikan
dengan gaya yang santai dan bersahabat Bapak Daniel berhasil menarik perhatian
peserta untuk bertanya dan bahkan mengobrol dengan beliau sejenak sebelum waktu
memaksa peserta untuk mengundurkan diri dan mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Daniel beserta pihak Bandeng Juwana karena sudah memberikan kesempatan
untuk mendapatkan tambahan ilmu.
Seusai dari Bandeng Juwana,peserta diarahkan ke Masjid Baiturahman, salah
satu masjid yang berada di pusat kota Semarang. Menghadapi teriknya matahari,
panitia mempersilahkan peserta untuk beranjak dari bis menikmati makan siang, menunggu
waktu solat Jumat sekaligus berjalan-jalan sejenak di mall terdekat.
Seusai melaksanakan ISHOMA, rombongan beranjak menuju ke Lawang Sewu,
bangunan peninggalan jaman Belanda yang begitu terkenal di kalangan wisatawan.
Bersama pemandu wisata, kami diijinkan untuk menikmati dua lantai bangunan yang
berisikan sejarah di setiap ruangnya. Dengan penuh perhatian pemandu wisata menjelaskan
guna beberapa ruang disaat penjajahan Belanda dan Jepang serta peninggalan yang
masih ada. Peserta mendengarkan dengan penuh ketertarikan sekaligus berfoto di
berbagai tempat sekedar merekam momen yang ada.
Perjalanan dilanjutkan ke Jalan Pandanaran Semarang, dimana oleh-oleh
menjadi hal wajib bagi mereka yang telah datang jauh-jauh. Di sepanjang jalan
terdapat berbagai toko yang menawarkan Bandeng Duri Lunak, Wingko, kue mochi, lunpia
dan berbagai makanan khas Semarang lainnya. Ketika kembali ke bis, peserta
telah membawa berbagai oleh-oleh untuk dinikmati ketika kembali ke kota
masing-masing.
Acara dilanjutkan di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang merupakan masjid
terbesar di Kota Semarang. Lokasi MAJT dipilih sebagai tempat untuk menunaikan
sholat Ashar sekaligus menunggu waktu sholat Magrib sebelum melanjutkan
perjalanan ke Pasar Semawis.
Seusai menikmati senja hingga gelap di Masjid Agung Jawa Tengah, peserta
kembali ke bis untuk menikmati tenda-tenda berjajar di gang Pecinan yang selalu
dibuka di hari Jumat-Minggu. Berbagai jajanan tersaji di sepanjang gang, ada
pisang plenet, es conglik, tahu gimbal dan berbagai makanan khas kota Semarang
lainnya, di lokasi yang seringkali disebut oleh masyarakat Semarang sebagai
Pasar Semawis.
Pasar Semawis menjadi rute terakhir dalam acara Field Trip di hari Jumat
tanggal 18 Oktober 2014. Peserta kembali ke penginapan untuk mempersiapkan diri
menghadiri seminar nasional di hari berikutnya.
Terimakasih atas partisipasi peserta EFFECT 2014 dalam acara Field Trip
kali ini. Semoga kota Semarang membawa kerinduan pada kalian.
Bagi yang bingung ingin membuka usaha presto silahkan klik Sukses Usaha Presto Dengan Menggunakan Panci Presto Semoga Sukses. :)
BalasHapus