Kamis, 30 Oktober 2014


FIELDTRIP EFFECT 2014

Salah satu rangkaian acara EFFECT 2014 adalah Field Trip yang diadakan pada tanggal 17 Oktober 2014. Acara Field Trip sendiri diadakan untuk mengenalkan para peserta kepada salah satu usaha pengolahan oleh-oleh Bandeng khas Semarang yaitu Bandeng Juwana dan mengajak peserta untuk menikmati tempat-tempat khas kota Semarang, seperti Lawang Sewu, Masjid Agung Jawa Tengah dan Pasar Semawis dimana berbagai jajanan bisa dinikmati sepanjang kaki melangkah.

 Acara dimulai dengan kunjungan pertama di Bandeng Juwana yang terletak di Jalan Pamularsih. Tepatnya di lantai dua, peserta dan panitia yang mengikuti Field Trip mendapatkan materi dari pihak Bandeng Juwana mengenai alat yang digunakan serta cara pembuatan Bandeng duri lunak. Pihak Bandeng Juwana medemonstrasikan langsung dengan bahan-bahan yang ada dan menampilkan pula video yang menunjukkan cara pengolahan Bandeng yang lainnya, yaitu dengan cara cabut duri.



Ketika dibuka sesi tanya jawab, peserta menyambut dengan penuh rasa penasaran dan melontarkan berbagai pertanyaan yang dijawab dengan jelas oleh pihak Bandeng Juwana. Sesi pemaparan materi kemudian dilanjutkan oleh Bapak Daniel Nugroho Setiabudi, pemilik sekaligus pengganggas merk Bandeng Juwana. Beliau berkisah bahwa modalnya ketika memulai usaha hanyalah dengkul. Dibantu oleh isterinya, beliau berhasil memulai usaha Bandeng duri lunak yang pada awalnya dijual di toko kecil hingga menjadi dua toko besar di Jalan Pandanaran dan Jalan Pamularsih yang tak pernah sepi dari pembeli.



Beliau tak segan-segan membagi ilmunya kepada orang lain, hal tersebut tampak dari kesediaan beliau memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk datang secara berkelompok belajar mengenai bagaimana cara membuat Bandeng  ataupun Wingko, makanan yang diproduksi oleh Bandeng Juwana sendiri . Beliau berucap bahwa jika seseorang yang telah mendapatkan ilmu dari beliau menjadi sukses, itu tak akan menjadi masalah. Tapi beliau tetap harus lebih sukses dari muridnya. Jika seseorang bisa membuat A,maka beliau harus mampu membuat A+.



Beberapa kali pula pemaparan beliau membuat peserta tertawa, disampaikan dengan gaya yang santai dan bersahabat Bapak Daniel berhasil menarik perhatian peserta untuk bertanya dan bahkan mengobrol dengan beliau sejenak sebelum waktu memaksa peserta untuk mengundurkan diri dan mengucapkan terimakasih kepada Bapak Daniel beserta pihak Bandeng Juwana karena sudah memberikan kesempatan untuk mendapatkan tambahan ilmu.





Seusai dari Bandeng Juwana,peserta diarahkan ke Masjid Baiturahman, salah satu masjid yang berada di pusat kota Semarang. Menghadapi teriknya matahari, panitia mempersilahkan peserta untuk beranjak dari bis menikmati makan siang, menunggu waktu solat Jumat sekaligus berjalan-jalan sejenak di mall terdekat.
Seusai melaksanakan ISHOMA, rombongan beranjak menuju ke Lawang Sewu, bangunan peninggalan jaman Belanda yang begitu terkenal di kalangan wisatawan. Bersama pemandu wisata, kami diijinkan untuk menikmati dua lantai bangunan yang berisikan sejarah di setiap ruangnya. Dengan penuh perhatian pemandu wisata menjelaskan guna beberapa ruang disaat penjajahan Belanda dan Jepang serta peninggalan yang masih ada. Peserta mendengarkan dengan penuh ketertarikan sekaligus berfoto di berbagai tempat sekedar merekam momen yang ada.




Perjalanan dilanjutkan ke Jalan Pandanaran Semarang, dimana oleh-oleh menjadi hal wajib bagi mereka yang telah datang jauh-jauh. Di sepanjang jalan terdapat berbagai toko yang menawarkan Bandeng Duri Lunak, Wingko, kue mochi, lunpia dan berbagai makanan khas Semarang lainnya. Ketika kembali ke bis, peserta telah membawa berbagai oleh-oleh untuk dinikmati ketika kembali ke kota masing-masing.
Acara dilanjutkan di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang merupakan masjid terbesar di Kota Semarang. Lokasi MAJT dipilih sebagai tempat untuk menunaikan sholat Ashar sekaligus menunggu waktu sholat Magrib sebelum melanjutkan perjalanan ke Pasar Semawis. 

Seusai menikmati senja hingga gelap di Masjid Agung Jawa Tengah, peserta kembali ke bis untuk menikmati tenda-tenda berjajar di gang Pecinan yang selalu dibuka di hari Jumat-Minggu. Berbagai jajanan tersaji di sepanjang gang, ada pisang plenet, es conglik, tahu gimbal dan berbagai makanan khas kota Semarang lainnya, di lokasi yang seringkali disebut oleh masyarakat Semarang sebagai Pasar Semawis.
Pasar Semawis menjadi rute terakhir dalam acara Field Trip di hari Jumat tanggal 18 Oktober 2014. Peserta kembali ke penginapan untuk mempersiapkan diri menghadiri seminar nasional di hari berikutnya.



Terimakasih atas partisipasi peserta EFFECT 2014 dalam acara Field Trip kali ini. Semoga kota Semarang membawa kerinduan pada kalian.  

1 komentar: